Senin, 15 Februari 2016

makalah Opini publik



KOMUNIKASI POLITIK, PROPAGANDA DAN PU

“Opini Publik”







  
DISUSUN OLEH :
Erry Hidayat
B.501.14.010



PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO

2015










KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. 
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas izinya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dari Mata kuliah Komunikasi Politik, Propaganda dan PU tentang Opini Publik.
Dalam penulisan makalah ini, kami sadari masih banyak kekurangan yang jauh dari kata sempurna baik pada teknis penulisan maupun isi materi dari makalah kami, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kami sangat berharap adanya kritik dan saran untuk kami yang membangun ke depannya.
Harapan kami, Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Tadulako Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
           
Mungkin hanya ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini,
terima kasih atas perhatiannya, kurang lebihnya kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar belakang.......................................................................................... 1
b.      Rumusan Masalah..................................................................................... 2
c.       Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
a.       Pengertian Opini Publik............................................................................ 3
b.      Hubungan antara Opini publik dengan Public Relations-
(hubungan masyarakat)............................................................................. 3
c.       Dampak yang akan ditimbulkan opini publik........................................... 5
d.      Menjelaskan Ruang lingkup Opini Publik................................................ 6
BAB III PENUTUP
a.       Kesimpulan............................................................................................. 11
b.      Saran....................................................................................................... 11
BAB IV DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 13












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Public Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum“, dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum“ sedangkan opinion dialih bahasakan dengan “pendapat“. Dalam Ilmu Komunikasi terdapat istilah lain yaitu public relations yang umumnya diterjemahkan dengan “hubungan masyarakat“, dalam hal ini public diterjemahkan dengan “masyarakat“, sedangkan relations diterjemahkan dengan “hubungan“ (Sunarjo, 1984 :22). Public Relations berfungsi sebagai penyambung opini publik dan menampungnya untuk di tujukan kepada seseorang yang ingin dituju tersebut.
( Olii, 2007:20) Opini adalah pendapat, ide ataupun hasil pikiran manusia untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan, akan tetapi kebenaran atau kesalahannya belum bisa dapat langsung ditentukan kerena terkadang belum melalui proses penelitian terlebih dahulu.
Opini publik adalah merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pendapat, masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara langsung atau melalui media/perantara, hal ini dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekaligus



B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut kami sepakat mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
a.       Apa yang dimaksud dengan Opini Publik ?
b.      Hubungan antara Opini publik dengan Public Relations (hubungan masyarakat) ?
c.       Dampak yang ditimbulkan opini publik ?
d.      Menjelaskan Ruang lingkup Opini Publik !

C.     Tujuan
Adapun tujuan dan maksud dari makalah kami ialah :
-          Pembaca bisa Mengetahui tentang Opini Publik.
-          Pembaca bisa memahami hubungan antara opini publik dan public relations (hubungan masyarakat).
-          Pembaca bisa mengetahui dampak Apa saja yang ditimbulkan Opini Publik.
-          Pembaca bisa mengetahui ruang linkup Opini Publik.













BAB II
PEMBAHASAN

a.       Opini Publik
Seperti yang dijelaskan di kata pengantar, Public Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum“, dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum“ sedangkan opinion dialih bahasakan dengan “pendapat“. Public Relations berfungsi sebagai salah satu penyambung opini publik dan menampungnya untuk di sampaikam kepada seseorang atau ke lembaga yang ingin dituju tersebut.
Opini adalah pendapat, ide ataupun hasil pikiran manusia untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan, akan tetapi kebenaran atau kesalahannya belum bisa dapat langsung ditentukan kerena terkadang belum melalui proses penelitian terlebih dahulu.
Opini publik merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pemikiran, pendapat, masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara langsung ataupun melalui media dan perantara lainnya, hal ini dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekalipun. Opini publik juga bisa dilakukan beramai-ramai ataupun secara individual.

b.      Hubungan antara Opini publik dengan Public Relations (hubungan masyarakat)
            Tugas public relations erat hubungannnya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap yang menguntungkan seperti perusahaan, lembaga, instansi atau lain sebagainya. Yakni dilakukan dengan cara mempelajari dan melakukan analisis tentang reaksi publik terhadap tindakan dan kebijakan perusahaan atau instansinya.Penciptaan pendapat umum (opini publik) yang menguntungkan atau mendukung lembaga sosial, ekonomi dan politik adalah tujuan utama public relations. Opini publik atau pendapat umum (public opinion) mempunyai kedudukan yang penting dalam kegiatan penerangan dan public relations.Oleh karena itu perlu diketahui beberapa hal tentang pengaruh dan sifat-sifat pendapat umum. besarnya kemampuan opini publik terhadap kejadian pada umumnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dan berikut ini adalah contoh tentang kertekaitan antara opini publik ataupun public relations.
sebagai berikut:
1.      Opini Publik dapat meninggikan atau mengecilkan citra suatu organisasi. Misal, kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi dapat menimbulkan citra positif organisasi tersebut dan membentuk suatu opini publik yang positif. Sementara jika misalnya ada pemberitaan korupsi yang dilakukan oleh salah satu anggota di dalam sebuah organisasi, maka dapat menimbulkan opini publik yang negatif.
2.      Opini publik menentukan tingkat kepercayaan publik (masyarakat) terhadap suatu organisasi/perusahaan. Tingkat kepercayaan ini yang nantinya akan mempengaruhi keputusan-keputusan masyarakat terhadap produk yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
3.      Opini publik dapat mempengaruhi eksistensi atau keberadaan sebuah organisasi/perusahaan. Jika opini publik adalah negatif terhadap sebuah organisasi, maka mereka tidak akan mengizinkan keberadaan organisasi tersebut di daerah tempat mereka tinggal, juga tidak akan mengijinkan anggota keluarga maupun kenalan mereka untuk bekerja/bergabung di dalam organisasi tersebut.\

c.       Dampak yang ditimbulkan opini publik.
Opini Publik terjadi akibat persepsi-persepsi yang timbul dan kemudian berkembang. Karena opini publik bukan organisasi dan tidak ada pemimpinnya maka opini publik tidak bisa dikendalikan, pasti selalu ada pro dan kontra. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang kemudian menjadi dampak di masyarakat.
Dampak opini publik bisa positif bisa negatif bagi masyarakat. Dampak negatifnya adalah seperti tersebar luasnya desas-desus atau isu-isu atas sesuatu hal dan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata dari akibat opini publik tersebut.
Sebagai Contohnya seperti para aktor politik yang mengeluarkan salah satu opini harus berhati-hati sebelum mengeluarkan opini dan menyebarkannya kemasyarakat luas, karena sebagian masyarakat bisa saja menyimpulkan hal tersebut melalui pemikirannya sendiri dan menimbulkan dampak negative terhadap aktor politik tersebut.
Sedangkan Dampak positifnya seperti misalnya menyebarluasnya berita baik seeseorang akibat opini publik yang dapat meningkatkan prestasi orang yang diberitakan tersebut.
Sebagian dari dampak opini publik yang banyak adalah terbentuknya mitos, ideologi dan utopia. Opini masyarakat kebanyakan yang lama-lama seakan telah menempel pada kehidupan masyarakat dan bertahan lama hingga sekarang.
-          Mitos di Indonesia banyak yang menyuguhkan bukti yang dikait-kaitkan pada cerita.
-          Ideologi di Indonesia adalah pancasila yang dihasilkan dari pemikiran panjang setelah melihat dan mengenali keadaan bangsa.
-          Utopia adalah harapan-harapan yang indah-indah yang dianggap seperti surga bagi manusia.
Diperkirakan opini dan istilah ini muncul dari harapan-harapan masyarakat akan kedamaian di dunia yang hingga kini belum tercapai di dunia.

d.      Ruang lingkup Opini Publik
Berdasarkan distribusinya opini public terbagi menjadi tiga yaitu opini public antara lain :
1.      tunggal (ungkapan rakyat) disebut opini yang banyak.
Jenis opini publik ini disebut juga opini yang banyak terjadi karena banyaknya massa yang mengeluarkan opininya secara langsung terhadap sesuatu tersebut.
2.      opini public beberapa orang (ungkapan kelompok) disebut opini yang sedikit.
Jenis ini dikatakan opini yang sedikit karena hanya beberapa segelintir orang saja yang saling bertukar pendapat atau saling beropini tentang salah satu hal yang untuk di kemukakan saat segelintir orang tersebut bertemu.
3.      opini public banyak orang (ungkapan massa) disebut opini yang satu. Ketiganya merupakan wajah opini public yaitu opini massa, kelompok dan opini rakyat. Dan hal ini sering dilakukan dengan cara untuk menggunakan media massa agar bisa lebih cepat mencakup kepada masyarakat luas seperti yang di jelaskan di komunikassi massa.
Dengan kata lain, opini publik dapat menimbulkan kontroversi, antara pemerintah dan masyarakat sendiri. Namun, tidak jarang juga opini publik justru diarahkan untuk menguatkan kekuatan para elit politik. Dari hal itulah, opini publik juga tidak sepenuhnya mencerminkan kehendak rakyat; sesuai dengan hati nurani masing-masing individu.
Arti opini publik yang pramodern dewasa ini mempunyai arti penting dalam dua hal (Bernad Hennessy, 1990). Pertama, opini publik sebagai tekanan dari teman sejawat tetap merupakan hambatan bagi keterlibatan warga negara secara penuh. Minimnya sikap toleransi terhadap pandangan minoritas pun terjadi di banyak negara. Kedua, pemerintah mempunyai sumber yang luas untuk menciptakan, memperkuat, dan mengarahkan tekanan untuk menyesuaikan diri.
Opini publik adalah pengumpulan citra yang diciptakan oleh proses komunikasi. Gambaran tentang sesuatu akan menimbulkan banyak tafsir bagi para peserta komunikasi. Sesuatu akan berbentuk abstrak atau konkret dan selalu bermuka banyak atau berdimensi jamak karena adanya berbagai perbedaan penafsiran (persepsi) yang terjadi di antara peserta komunikasi. Pergeseran citra pada opini publik ini tergantung pada siapa saja yang terlibat dalam proses komunikasi. Setiap kali jaringan komunikasi berubah, opini publik juga berubah. Perubahan opini publik merupakan “dinamika komunikasi”, sedangkan substansi opini publik tidak berubah. Substansi tidak berubah karena ketika proses pembentukan opini publik berlangsung, pengalaman dari peserta komunikasi itu telah terjadi.
Redi Panuju (2002) menegaskan pergeseran yang terjadi dalam opini publik disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1.      Faktor Psikologis
Tidak ada kesamaan antara individu yang satu dengan lainnya, yang ada hanya kemiripan yang memiliki banyak perbedaan. Perbedaanmas antar individu yang meliputi hobi, kepentingan, pengalaman, selera, dan kerangka berpikir menjadikan setiap individu berbeda bentuk dan cara merespon stimulus atau rangsangan yang menghampirinya. Perbedaan faktor psikologis menyebabkan pemaknaan terhadap kenyataan yang sama bisa menghasilkan penyandian yang berbeda-beda. Bisa saja output komunikasi tidak sama dengan input komunikasi karena perbedaan beberapa unsur yang bekerja dalam seleksi internal yang meliputi dimensi pemikiran (kognisi) dan dimensi emosi (afeksi).
Sebagian masalah mampu mengundang opini publik, sebagian lain tidak. Setiap masalah mempunyai bobot yang berbeda-beda. Masalah bisa hilang begitu saja karena publik tidak tertarik pada isu tertentu. Masalah bisa menyempit, bisa juga melebar karena ada kecenderungan “hiper-realitas” dalam komunikasi. Hiper-realitas adalah kecenderungan membesarkan sebagian fakta dan sekaligus menyembunyikan fakta yang lain. Proses psikologis bisa menghasilkan pergeseran makna atas realitas tertentu. Itulah sebabnya, dalam opini publik sering simbol verbal tidak berhubungan sama sekali dengan kenyataan. Hal ini terjadi karena opini publik semata-mata merupakan hasil penyandian individu-individu.
2.      Faktor sosiologi Politik
Opini publik terlibat dalam interaksi sosial seperti :
a.       Opini publik menunjukkan citra superioritas.
Siapa yang menguasai opini publik, maka ia akan mengendalikan orang lain. “Menguasai” bersifat dinamis dan relatif. Artinya, publik akan cenderung berpihak pada kelompok atau individu yang paling memiliki kedekatan hubungan.
b.      Opini publik menunjukkan keikutsertaan individu ke kejadian tertentu.
Melalui keikutsertaan ke dalam opini publik, individu merasa terwakili keberadaannya. Melalui opini publik, individu juga merasa sebagai bagian dari masyarakatnya.
c.       Opini publik berhubungan dengan citra, rencana, dan operasi (action).
Kenneth R. Boulding (1969) menyatakan citra, rencana, dan operasi merupakan matriks dari tahap-tahap kegiatan dalam situasi yang selalu berubah. Matriks perilaku sangat tergantung pada citra. Opini publik memberi inspirasi bagaimana individu dalam kelompok bertindak agar terhindar dari pencitraan yang buruk.
d.      Opini publik sesuai dengan kemauan banyak orang.
Opini publik cenderung sesuai dengan kemauan banyak orang. Karena itu, banyak orang berlomba memanfaatkan opini publik sebagai argumentasi atas berbagai keputusan. Dalam alam demokrasi, kebenaran normatif dapat digeser oleh kebenaran menurut “banyak orang”. Keputusan yang didasarkan pada dominasi opini publik belum tentu selaras dengan norma dan etika sosial yang berlaku.
e.       Opini publik identik dengan hegemoni ideologi.
Jika kelompok atau pemerintahan ingin tetap terus berkuasa, maka mereka harus mampu menjadikan ideologi kekuasaan menjadi dominan melalui opini publik.
3.      Faktor Budaya.
Budaya mempunyai pengertian yang beragam. Budaya adalah seperangkat nilai yang digunakan mengelola, memelihara hidupnya, menjaga dari gangguan internal maupun eksternal, dan mengembangkan kehidupan manusia. Nilai-nilai yang terhimpun dalam sistem budaya itu oleh individu dijadikan identitas sosialnya atau dijadikan ciri-ciri keanggotanya di komunitas budaya tertentu.
Para budayawan di Indonesia pernah menggagas nilai-nilai yang seharusnya dikembangkan bangsa Indonesia ke depan. Misalnya, mereka membedakan budaya Indonesia dari budaya Jawa dan Batak. Untungnya, dalam masyarakat kita masing-masing kelompok budaya sudah dibekali nilai-nilai toleransi sehingga perbedaan-perbedaan hanya terkumpul dalam opini publik, tetapi tidak meledak ke dalam konflik terbuka.
Selanjutnya dalam buku Redi Panuju (2002), James Lull menerangkan teori “meme” atau memetics yang dikembangkan sebelumnya oleh Richard Brodie (1996). Menurut Brodie, meme adalah suatu unit informasi yang tersimpan di benak seseorang, yang memengaruhi kejadian di lingkungannya sedemikian rupa sehingga tertular ke benak orang lain. Kebebasan menggunjingkan orang lain (ngerumpi) menyebabkan informasi cepat tersebar luas dan inilah bagian yang kurang baik bagi meme.

Masyarakat kita adalah masyarakat tradisional yang didasari semangat gotong royong dan kekeluargaan. Ciri masyarakat tersebut menyebabkan jaringan sosial makin besar peranannya dalam menyebarluaskan informasi. Masyarakat kita juga menyenangi gosip, isu, atau rumor (desas-desus), sehingga gejala “meme” cepat menjadi kelipatan reproduksi yang menembus jaringan-jaringan sosial yang terisolir. Kerja reproduksi meme menyebabkan terjadinya interaksi antara tradisi dan etika. Interaksi itu bermuara ke tataran opini publik.
4.      Faktor Media Massa.
Menurut Meyer, yang dikutip Redi Panuju, interaksi antara media dan institusi masyarakat menghasilkan produk berupa isi media (media content). Audiens menyebabkan isi media diubah menjadi gugusan-gugusan makna. Apakah yang dihasilkan dari proses penyandian pesan itu, menurut Meyer, sangat ditentukan oleh norma yang berlaku dalam masyarakatnya, pengalaman individu yang lalu, kepribadian individu, dan selektivitas penafsiran.












BAB III
PENUTUP

a.    Kesimpulan
Public Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum“, dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum“ sedangkan opinion dialih bahasakan dengan “pendapat“.Opini publik merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pemikiran, pendapat, masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau yang dirasakan secara langsung ataupun melalui media dan perantara lainnya, hal ini dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekalipun. Opini publik juga bisa dilakukan beramai-ramai ataupun secara individual. Tugas public relations erat hubungannnya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap yang menguntungkan seperti perusahaan, lembaga, instansi atau lain sebagainya. Opini Publik terjadi akibat persepsi-persepsi yang timbul dan kemudian berkembang. Karena opini publik bukan organisasi dan tidak ada pemimpinnya maka opini publik tidak bisa dikendalikan dan dapat menimbulkan dampak positif atau negatif dari aktor politik, masyarakat atau siapapun. Berdasarkan distribusinya opini public terbagi menjadi tiga yaitu opini public seperti ungkapan tunggal, ungkapan kelompok dan ungkapan massa dan selain itu opini publik memiliki beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi.

b.    Saran
Opini publik harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum diungkapkan ke kekhalayak dan disebar luaskan ke masyarakat lain baik diluar daerah atau diluar negri. Opini publik harus dilakukan secara berhati-hati agar komunikan tersebut tidak menimbulkan kesimpulan sendiri dari apa yang telah disampaikan dan hanya pasti akan menerima dampak negative atau positif.



























BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Opini_publik
http://factintheworld.blogspot.com/2007/11/opini-publik.html
Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan; Serta Aplikasi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Kasali, Renaldi. 2003. Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar