KOMUNIKASI POLITIK, PROPAGANDA DAN PU
“Opini
Publik”
DISUSUN OLEH :
Erry
Hidayat
B.501.14.010
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Tuhan YME, atas izinya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dari Mata
kuliah Komunikasi Politik, Propaganda dan PU tentang Opini
Publik.
Dalam penulisan makalah ini, kami sadari
masih banyak kekurangan yang jauh dari kata sempurna baik pada teknis penulisan
maupun isi materi dari makalah kami, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kami sangat berharap adanya kritik dan saran untuk kami yang
membangun ke depannya.
Harapan kami, Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Tadulako Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Mungkin hanya ini yang bisa kami
sampaikan pada kesempatan kali ini,
terima kasih atas perhatiannya,
kurang lebihnya kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar
belakang.......................................................................................... 1
b. Rumusan
Masalah..................................................................................... 2
c. Tujuan....................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
a. Pengertian
Opini Publik............................................................................ 3
b. Hubungan
antara Opini publik dengan Public Relations-
(hubungan
masyarakat)............................................................................. 3
c. Dampak
yang akan ditimbulkan opini publik........................................... 5
d. Menjelaskan
Ruang lingkup Opini Publik................................................ 6
BAB
III PENUTUP
a. Kesimpulan............................................................................................. 11
b. Saran....................................................................................................... 11
BAB
IV DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Public Opinion dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum“, dengan demikian public
diterjemahkan dengan “umum“ sedangkan opinion dialih bahasakan dengan
“pendapat“. Dalam Ilmu Komunikasi terdapat istilah lain yaitu public relations
yang umumnya diterjemahkan dengan “hubungan masyarakat“, dalam hal ini public
diterjemahkan dengan “masyarakat“, sedangkan relations diterjemahkan dengan
“hubungan“ (Sunarjo, 1984 :22). Public Relations berfungsi sebagai penyambung
opini publik dan menampungnya untuk di tujukan kepada seseorang yang ingin
dituju tersebut.
( Olii, 2007:20) Opini adalah pendapat, ide ataupun
hasil pikiran manusia untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat
tidak objektif karena belum mendapatkan
pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang
sesuatu yang berlaku pada masa depan, akan tetapi kebenaran atau kesalahannya
belum bisa dapat langsung ditentukan kerena terkadang belum melalui proses penelitian
terlebih dahulu.
Opini publik adalah merupakan salah satu cara untuk
masyarakat atau sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pendapat,
masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau
yang dirasakan secara langsung atau melalui media/perantara, hal ini dilakukan
dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui media seperti
media cetak, media massa bahkan media sosial sekaligus
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang
tersebut kami sepakat mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa
yang dimaksud dengan Opini Publik ?
b. Hubungan
antara Opini publik dengan Public Relations (hubungan masyarakat) ?
c. Dampak
yang ditimbulkan opini publik ?
d. Menjelaskan
Ruang lingkup Opini Publik !
C. Tujuan
Adapun tujuan dan
maksud dari makalah kami ialah :
-
Pembaca bisa Mengetahui
tentang Opini Publik.
-
Pembaca bisa memahami
hubungan antara opini publik dan public relations (hubungan masyarakat).
-
Pembaca bisa mengetahui
dampak Apa saja yang ditimbulkan Opini Publik.
-
Pembaca bisa mengetahui
ruang linkup Opini Publik.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Opini Publik
Seperti
yang dijelaskan di kata pengantar, Public Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan
dengan “pendapat umum“, dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum“
sedangkan opinion dialih bahasakan dengan “pendapat“. Public Relations
berfungsi sebagai salah satu penyambung opini publik dan menampungnya untuk di
sampaikam kepada seseorang atau ke lembaga yang ingin dituju tersebut.
Opini adalah pendapat, ide ataupun hasil pikiran
manusia untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat
tidak objektif karena belum mendapatkan
pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang
sesuatu yang berlaku pada masa depan, akan tetapi kebenaran atau kesalahannya
belum bisa dapat langsung ditentukan kerena terkadang belum melalui proses
penelitian terlebih dahulu.
Opini publik merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau
sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pemikiran, pendapat,
masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau
yang dirasakan secara langsung ataupun melalui media dan perantara lainnya, hal
ini dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui
media seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekalipun. Opini
publik juga bisa dilakukan beramai-ramai ataupun secara individual.
b. Hubungan
antara Opini publik dengan Public Relations (hubungan masyarakat)
Tugas
public relations erat hubungannnya dengan pembentukan opini publik dan
perubahan sikap yang menguntungkan seperti perusahaan, lembaga, instansi atau
lain sebagainya. Yakni dilakukan dengan cara mempelajari dan melakukan analisis
tentang reaksi publik terhadap tindakan dan kebijakan perusahaan atau
instansinya.Penciptaan pendapat umum (opini publik) yang menguntungkan atau
mendukung lembaga sosial, ekonomi dan politik adalah tujuan utama public
relations. Opini publik atau pendapat umum (public opinion)
mempunyai kedudukan yang penting dalam kegiatan penerangan dan public
relations.Oleh karena itu perlu diketahui beberapa hal tentang pengaruh
dan sifat-sifat pendapat umum. besarnya kemampuan opini publik
terhadap kejadian pada umumnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dan berikut ini adalah contoh tentang kertekaitan antara
opini publik ataupun public relations.
sebagai berikut:
1.
Opini Publik dapat meninggikan atau mengecilkan citra
suatu organisasi. Misal, kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi dapat
menimbulkan citra positif organisasi tersebut dan membentuk suatu opini publik
yang positif. Sementara jika misalnya ada pemberitaan korupsi yang dilakukan
oleh salah satu anggota di dalam sebuah organisasi, maka dapat menimbulkan
opini publik yang negatif.
2.
Opini publik menentukan tingkat kepercayaan publik
(masyarakat) terhadap suatu organisasi/perusahaan. Tingkat kepercayaan ini yang
nantinya akan mempengaruhi keputusan-keputusan masyarakat terhadap produk yang
dimiliki oleh organisasi tersebut.
3.
Opini publik dapat mempengaruhi eksistensi atau
keberadaan sebuah organisasi/perusahaan. Jika opini publik adalah negatif
terhadap sebuah organisasi, maka mereka tidak akan mengizinkan keberadaan
organisasi tersebut di daerah tempat mereka tinggal, juga tidak akan
mengijinkan anggota keluarga maupun kenalan mereka untuk bekerja/bergabung di
dalam organisasi tersebut.\
c. Dampak
yang ditimbulkan opini publik.
Opini Publik terjadi akibat
persepsi-persepsi yang timbul dan kemudian berkembang. Karena opini publik
bukan organisasi dan tidak ada pemimpinnya maka opini publik tidak bisa
dikendalikan, pasti selalu ada pro dan kontra. Perbedaan-perbedaan tersebutlah
yang kemudian menjadi dampak di masyarakat.
Dampak opini publik bisa positif bisa negatif bagi masyarakat. Dampak
negatifnya adalah seperti tersebar luasnya desas-desus atau isu-isu atas
sesuatu hal dan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata dari akibat opini publik
tersebut.
Sebagai Contohnya seperti para aktor politik yang mengeluarkan salah
satu opini harus berhati-hati sebelum mengeluarkan opini dan menyebarkannya
kemasyarakat luas, karena sebagian masyarakat bisa saja menyimpulkan hal
tersebut melalui pemikirannya sendiri dan menimbulkan dampak negative terhadap
aktor politik tersebut.
Sedangkan Dampak positifnya seperti misalnya menyebarluasnya berita
baik seeseorang akibat opini publik yang dapat meningkatkan prestasi orang yang
diberitakan tersebut.
Sebagian dari dampak opini publik yang banyak adalah terbentuknya
mitos, ideologi dan utopia. Opini masyarakat kebanyakan yang lama-lama seakan
telah menempel pada kehidupan masyarakat dan bertahan lama hingga sekarang.
-
Mitos di Indonesia banyak yang
menyuguhkan bukti yang dikait-kaitkan pada cerita.
-
Ideologi di Indonesia adalah
pancasila yang dihasilkan dari pemikiran panjang setelah melihat dan mengenali
keadaan bangsa.
-
Utopia adalah harapan-harapan yang
indah-indah yang dianggap seperti surga bagi manusia.
Diperkirakan opini dan istilah ini muncul dari harapan-harapan
masyarakat akan kedamaian di dunia yang hingga kini belum tercapai di dunia.
d. Ruang
lingkup Opini Publik
Berdasarkan
distribusinya opini public terbagi menjadi tiga yaitu opini public antara lain
:
1.
tunggal (ungkapan rakyat) disebut opini yang
banyak.
Jenis opini publik ini disebut juga opini yang
banyak terjadi karena banyaknya massa yang mengeluarkan opininya secara
langsung terhadap sesuatu tersebut.
2.
opini public beberapa orang (ungkapan kelompok)
disebut opini yang sedikit.
Jenis ini dikatakan opini yang sedikit karena
hanya beberapa segelintir orang saja yang saling bertukar pendapat atau saling
beropini tentang salah satu hal yang untuk di kemukakan saat segelintir orang
tersebut bertemu.
3.
opini public banyak orang (ungkapan massa) disebut
opini yang satu. Ketiganya merupakan wajah opini public yaitu opini massa,
kelompok dan opini rakyat. Dan hal ini sering dilakukan dengan cara untuk
menggunakan media massa agar bisa lebih cepat mencakup kepada masyarakat luas
seperti yang di jelaskan di komunikassi massa.
Dengan kata lain, opini
publik dapat menimbulkan kontroversi, antara pemerintah dan masyarakat sendiri.
Namun, tidak jarang juga opini publik justru diarahkan untuk menguatkan
kekuatan para elit politik. Dari hal itulah, opini publik juga tidak sepenuhnya
mencerminkan kehendak rakyat; sesuai dengan hati nurani masing-masing individu.
Arti opini publik yang
pramodern dewasa ini mempunyai arti penting dalam dua hal (Bernad Hennessy,
1990). Pertama, opini publik sebagai tekanan dari teman sejawat tetap merupakan
hambatan bagi keterlibatan warga negara secara penuh. Minimnya sikap toleransi
terhadap pandangan minoritas pun terjadi di banyak negara. Kedua, pemerintah
mempunyai sumber yang luas untuk menciptakan, memperkuat, dan mengarahkan
tekanan untuk menyesuaikan diri.
Opini publik
adalah pengumpulan citra yang diciptakan oleh proses komunikasi. Gambaran
tentang sesuatu akan menimbulkan banyak tafsir bagi para peserta komunikasi.
Sesuatu akan berbentuk abstrak atau konkret dan selalu bermuka banyak atau
berdimensi jamak karena adanya berbagai perbedaan penafsiran (persepsi) yang
terjadi di antara peserta komunikasi. Pergeseran citra pada opini publik ini
tergantung pada siapa saja yang terlibat dalam proses komunikasi. Setiap kali
jaringan komunikasi berubah, opini publik juga berubah. Perubahan opini publik
merupakan “dinamika komunikasi”, sedangkan substansi opini publik tidak
berubah. Substansi tidak berubah karena ketika proses pembentukan opini publik
berlangsung, pengalaman dari peserta komunikasi itu telah terjadi.
Redi Panuju (2002) menegaskan pergeseran yang terjadi dalam opini publik
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1.
Faktor
Psikologis
Tidak ada kesamaan antara individu
yang satu dengan lainnya, yang ada hanya kemiripan yang memiliki banyak
perbedaan. Perbedaanmas antar individu yang meliputi hobi, kepentingan,
pengalaman, selera, dan kerangka berpikir menjadikan setiap individu berbeda
bentuk dan cara merespon stimulus atau rangsangan yang menghampirinya. Perbedaan
faktor psikologis menyebabkan pemaknaan terhadap kenyataan yang sama bisa
menghasilkan penyandian yang berbeda-beda. Bisa saja output komunikasi tidak
sama dengan input komunikasi karena perbedaan beberapa unsur yang bekerja dalam
seleksi internal yang meliputi dimensi pemikiran (kognisi) dan dimensi emosi
(afeksi).
Sebagian masalah mampu mengundang opini publik, sebagian lain tidak. Setiap
masalah mempunyai bobot yang berbeda-beda. Masalah bisa hilang begitu saja
karena publik tidak tertarik pada isu tertentu. Masalah bisa menyempit, bisa
juga melebar karena ada kecenderungan “hiper-realitas” dalam komunikasi.
Hiper-realitas adalah kecenderungan membesarkan sebagian fakta dan sekaligus
menyembunyikan fakta yang lain. Proses psikologis bisa menghasilkan pergeseran
makna atas realitas tertentu. Itulah sebabnya, dalam opini publik sering simbol
verbal tidak berhubungan sama sekali dengan kenyataan. Hal ini terjadi karena
opini publik semata-mata merupakan hasil penyandian individu-individu.
2.
Faktor sosiologi Politik
Opini publik terlibat dalam
interaksi sosial seperti :
a.
Opini publik menunjukkan citra
superioritas.
Siapa yang menguasai opini publik,
maka ia akan mengendalikan orang lain. “Menguasai” bersifat dinamis dan
relatif. Artinya, publik akan cenderung berpihak pada kelompok atau individu
yang paling memiliki kedekatan hubungan.
b.
Opini
publik menunjukkan keikutsertaan individu ke kejadian tertentu.
Melalui keikutsertaan ke dalam opini
publik, individu merasa terwakili keberadaannya. Melalui opini publik, individu
juga merasa sebagai bagian dari masyarakatnya.
c.
Opini
publik berhubungan dengan citra, rencana, dan operasi (action).
Kenneth R. Boulding (1969) menyatakan citra, rencana, dan operasi merupakan
matriks dari tahap-tahap kegiatan dalam situasi yang selalu berubah. Matriks
perilaku sangat tergantung pada citra. Opini publik memberi inspirasi bagaimana
individu dalam kelompok bertindak agar terhindar dari pencitraan yang buruk.
d.
Opini
publik sesuai dengan kemauan banyak orang.
Opini publik cenderung sesuai dengan
kemauan banyak orang. Karena itu, banyak orang berlomba memanfaatkan opini
publik sebagai argumentasi atas berbagai keputusan. Dalam alam demokrasi,
kebenaran normatif dapat digeser oleh kebenaran menurut “banyak orang”.
Keputusan yang didasarkan pada dominasi opini publik belum tentu selaras dengan
norma dan etika sosial yang berlaku.
e.
Opini
publik identik dengan hegemoni ideologi.
Jika kelompok atau pemerintahan
ingin tetap terus berkuasa, maka mereka harus mampu menjadikan ideologi
kekuasaan menjadi dominan melalui opini publik.
3.
Faktor
Budaya.
Budaya mempunyai pengertian yang
beragam. Budaya adalah seperangkat nilai yang digunakan mengelola, memelihara
hidupnya, menjaga dari gangguan internal maupun eksternal, dan mengembangkan
kehidupan manusia. Nilai-nilai yang terhimpun dalam sistem budaya itu oleh
individu dijadikan identitas sosialnya atau dijadikan ciri-ciri keanggotanya di
komunitas budaya tertentu.
Para budayawan di Indonesia pernah
menggagas nilai-nilai yang seharusnya dikembangkan bangsa Indonesia ke depan.
Misalnya, mereka membedakan budaya Indonesia dari budaya Jawa dan Batak.
Untungnya, dalam masyarakat kita masing-masing kelompok budaya sudah dibekali
nilai-nilai toleransi sehingga perbedaan-perbedaan hanya terkumpul dalam opini
publik, tetapi tidak meledak ke dalam konflik terbuka.
Selanjutnya dalam buku Redi Panuju
(2002), James Lull menerangkan teori “meme” atau memetics yang dikembangkan
sebelumnya oleh Richard Brodie (1996). Menurut Brodie, meme adalah suatu unit
informasi yang tersimpan di benak seseorang, yang memengaruhi kejadian di
lingkungannya sedemikian rupa sehingga tertular ke benak orang lain. Kebebasan
menggunjingkan orang lain (ngerumpi) menyebabkan informasi cepat tersebar luas
dan inilah bagian yang kurang baik bagi meme.
Masyarakat kita adalah masyarakat tradisional yang didasari semangat gotong
royong dan kekeluargaan. Ciri masyarakat tersebut menyebabkan jaringan sosial
makin besar peranannya dalam menyebarluaskan informasi. Masyarakat kita juga
menyenangi gosip, isu, atau rumor (desas-desus), sehingga gejala “meme” cepat
menjadi kelipatan reproduksi yang menembus jaringan-jaringan sosial yang
terisolir. Kerja reproduksi meme menyebabkan terjadinya interaksi antara
tradisi dan etika. Interaksi itu bermuara ke tataran opini publik.
4.
Faktor
Media Massa.
Menurut Meyer, yang dikutip Redi
Panuju, interaksi antara media dan institusi masyarakat menghasilkan produk
berupa isi media (media content). Audiens menyebabkan isi media diubah menjadi
gugusan-gugusan makna. Apakah yang dihasilkan dari proses penyandian pesan itu,
menurut Meyer, sangat ditentukan oleh norma yang berlaku dalam masyarakatnya,
pengalaman individu yang lalu, kepribadian individu, dan selektivitas
penafsiran.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Public Opinion dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan dengan “pendapat umum“, dengan demikian public
diterjemahkan dengan “umum“ sedangkan opinion dialih bahasakan dengan
“pendapat“.Opini publik merupakan salah satu cara untuk masyarakat atau
sekumpulan orang-orang yang ingin menyampaikan suatu pemikiran, pendapat,
masukan atau aspirasi yang ada dipikiranya tentang hal-hal yang di lihat atau
yang dirasakan secara langsung ataupun melalui media dan perantara lainnya, hal
ini dilakukan dengan cara melalui interaksi secara langsung ataupun melalui
media seperti media cetak, media massa bahkan media sosial sekalipun. Opini
publik juga bisa dilakukan beramai-ramai ataupun secara individual. Tugas
public relations erat hubungannnya dengan pembentukan opini publik dan
perubahan sikap yang menguntungkan seperti perusahaan, lembaga, instansi atau
lain sebagainya. Opini Publik terjadi akibat persepsi-persepsi yang timbul dan
kemudian berkembang. Karena opini publik bukan organisasi dan tidak ada
pemimpinnya maka opini publik tidak bisa dikendalikan dan dapat menimbulkan
dampak positif atau negatif dari aktor politik, masyarakat atau siapapun. Berdasarkan
distribusinya opini public terbagi menjadi tiga yaitu opini public seperti
ungkapan tunggal, ungkapan kelompok dan ungkapan massa dan selain itu opini
publik memiliki beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi.
b. Saran
Opini publik harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum diungkapkan ke
kekhalayak dan disebar luaskan ke masyarakat lain baik diluar daerah atau
diluar negri. Opini publik harus dilakukan secara berhati-hati agar komunikan
tersebut tidak menimbulkan kesimpulan sendiri dari apa yang telah disampaikan
dan hanya pasti akan menerima dampak negative atau positif.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Opini_publik
http://factintheworld.blogspot.com/2007/11/opini-publik.html
Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan;
Serta Aplikasi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Kasali, Renaldi. 2003. Manajemen Public Relations; Konsep
dan Aplikasinya di Indonesia.Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.